BREAKING NEWS

Renovasi Bangunan Tanpa Perencanaan Matang Berisiko Timbulkan Masalah Baru

Renovasi Bangunan Tanpa Perencanaan Matang Berisiko Timbulkan Masalah Baru


HarianJawa.com - Renovasi bangunan tanpa perencanaan matang dinilai berisiko menimbulkan berbagai masalah baru, baik dari sisi fungsi, biaya, maupun kualitas bangunan. Alih-alih memperbaiki kondisi, renovasi yang dilakukan secara terburu-buru justru dapat memicu pekerjaan ulang dan pengeluaran tambahan.

Fenomena ini kerap terjadi pada proyek renovasi rumah tinggal dan bangunan usaha berskala kecil hingga menengah. Banyak pemilik bangunan memulai renovasi dengan tujuan memperbaiki bagian tertentu, namun tanpa rencana menyeluruh mengenai dampaknya terhadap struktur dan fungsi bangunan secara keseluruhan.

Baca Juga: Solusi Terpadu PT AAJ Kontraktor Indonesia untuk Sauna, SPA, dan Fasilitas Wellness Modern

Dalam praktiknya, renovasi sering dipandang sebagai pekerjaan yang lebih sederhana dibandingkan pembangunan baru. Akibatnya, tahap perencanaan kerap dipersingkat atau bahkan dilewati.

Menurut praktisi desain dan konstruksi dari Casanova Jaya Design, renovasi tanpa perencanaan yang matang justru memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan bangun baru.

“Pada renovasi, kita berhadapan dengan bangunan yang sudah ada. Jika tidak direncanakan dengan baik, perubahan kecil bisa berdampak pada banyak bagian lain,” ujar Singgih, perwakilan dari Casanova Jaya Design.

Ia menjelaskan bahwa salah satu masalah umum dalam renovasi adalah ketidaksesuaian antara keinginan pemilik dan kondisi bangunan eksisting. Banyak pemilik baru menyadari keterbatasan struktur atau tata ruang setelah pekerjaan renovasi berjalan.

Di lapangan, Singgih menyebutkan bahwa renovasi tanpa perencanaan sering berujung pada penyesuaian berulang. Perubahan tata ruang, penambahan bukaan, atau penggantian material yang dilakukan di tengah proses dapat memicu pembongkaran ulang.

“Renovasi yang seharusnya sederhana bisa menjadi kompleks ketika tidak ada rencana yang jelas sejak awal,” lanjut Singgih.

Masalah lain yang kerap muncul adalah gangguan pada struktur bangunan. Renovasi yang tidak mempertimbangkan kondisi struktur dapat memengaruhi stabilitas dan keamanan bangunan, terutama pada rumah tinggal yang telah berusia cukup lama.

Selain itu, renovasi tanpa perencanaan juga berisiko menimbulkan masalah fungsi. Ruang yang direnovasi mungkin terlihat lebih baru, tetapi tidak selalu lebih nyaman atau efisien digunakan. Hal ini sering kali baru dirasakan setelah bangunan kembali ditempati.

Menurut Casanova Jaya Design, perencanaan renovasi seharusnya mencakup evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan eksisting. Mulai dari struktur, utilitas, hingga tata ruang perlu dipahami sebelum menentukan langkah renovasi.

“Renovasi bukan hanya mengganti tampilan. Perlu dipahami bagaimana perubahan akan memengaruhi bangunan secara keseluruhan,” kata Singgih.

Di Jawa Tengah, tren renovasi rumah tinggal cukup tinggi, terutama pada bangunan yang ingin disesuaikan dengan kebutuhan baru penghuni. Namun, tanpa perencanaan yang tepat, renovasi justru dapat menimbulkan masalah baru yang sebelumnya tidak ada.

Keterbatasan anggaran juga sering menjadi faktor yang memicu perencanaan renovasi yang kurang matang. Pemilik bangunan berusaha menekan biaya dengan memulai pekerjaan lebih cepat, namun akhirnya harus mengeluarkan biaya tambahan akibat revisi dan pekerjaan ulang.

Menurut Singgih, perencanaan yang baik justru membantu pemilik bangunan mengendalikan anggaran renovasi. Dengan rencana yang jelas, potensi perubahan mendadak dapat diminimalkan.

“Perencanaan membantu melihat gambaran renovasi secara utuh, sehingga keputusan yang diambil lebih terukur,” ujarnya.

Selain biaya, perencanaan renovasi juga berpengaruh pada waktu pengerjaan. Renovasi yang dilakukan tanpa rencana sering mengalami keterlambatan karena pekerjaan harus disesuaikan ulang di tengah proses.

Sebaliknya, renovasi dengan perencanaan yang matang memungkinkan tahapan pekerjaan disusun secara lebih sistematis. Hal ini membantu menjaga kelancaran proyek dan meminimalkan gangguan terhadap aktivitas penghuni.

Sebagai konsultan yang menangani berbagai proyek renovasi, Casanova Jaya Design menilai bahwa renovasi seharusnya diperlakukan dengan tingkat perencanaan yang setara dengan pembangunan baru.

“Meski skalanya lebih kecil, renovasi tetap membutuhkan perencanaan yang serius agar hasilnya sesuai harapan,” ujar Singgih.

Informasi mengenai pendekatan perencanaan dan layanan renovasi dapat diakses melalui situs resmi https://casanovajayadesign.com, yang memuat berbagai referensi terkait proses perencanaan dan pelaksanaan renovasi bangunan.

Ke depan, risiko masalah dalam proyek renovasi diperkirakan akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia bangunan dan perubahan kebutuhan penghuni. Tanpa perencanaan yang matang, renovasi dapat menjadi sumber masalah baru.

Singgih menambahkan bahwa pemilik bangunan perlu memahami bahwa perencanaan renovasi merupakan langkah pencegahan.

Baca Juga: Mau Bangun Rumah? Pilih Jasa Arsitek Rumah Jakarta Terpercaya

“Dengan perencanaan yang baik, renovasi bisa benar-benar memperbaiki kondisi bangunan, bukan justru menimbulkan masalah baru,” katanya.

Bagi pemilik bangunan yang akan melakukan renovasi, pemanfaatan layanan renovasi bangunan dinilai dapat membantu memastikan setiap perubahan dilakukan secara terencana dan sesuai dengan kondisi bangunan eksisting.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar